7 Makanan Pantangan Diabetes

7 Makanan Pantangan Diabetes

Diabates termasuk salah satu penyakit yang dapat menyerang siapapun, termasuk Anda yang masih muda. Risiko terkena diabetes semakin besar jika dalam riwayat keluarga Anda ada yang mempunyai penyakit tersebut. 

Beberapa penelitian menunjukan bahwa risiko anak lebih besar saat ibunya menderita diabetes. Sedangkan jika kedua orangtuanya menderita diabetes, maka risikonya lebih besar lagi bahkan mencapai 50 persen. 

Meski demikian, diabetes bukanlah sebuah penyakit yang tidak dapat dicegah. Ada banyak cara untuk menghindarinya, seperti dengan membatasi asupan atau menjaga pola makan sehari-hari.

1. Makanan Berkarbohidrat

Makanan berkarbohidrat tinggi perlu Anda batasi, seperti nasi, tepung putih, gula, dan lain sebagainya. Jenis makanan ini kandungan kalori dan gulanya begitu tinggi dibandingkan vitamin dan mineral sehat. 

Karena mudah dicerna oleh tubuh, kadar gula darah dan insulin dalam tubuh kita sering kali meningkat. Maka dari itu, sebaiknya Anda lebih membatasi asupan makanan berkarbohidrat untuk menjaga kadar gula darah. 

2. Makanan yang mengandung Lemak Jenuh

Dibalik kelezatannya, ternyata makanan berlemak jeniuh dan lemak trans cukup berbahaya untuk tubuh. Selain meningkatkan kadar kolesterol, risiko untuk terkena diabetes tipe 2 pun semakin meningkat. 

Lemak tersebut biasa terdapat pada olahan daging yang mempunyai kadar natrium dan nirites tinggi. Lebih baik Anda lebih berhati-hati atau menghindari konsumsi daging, susu berlemak, mentega dan keju. 

3. Manisan Buah

Menurut pakar nutrisi dari University of Alabama, Amerika Serikat, Matthew Lantz Blaylock, semua yang sudah diolah itu dapat menurunkan gizi suatu makanan alami. Sama halnya dengan buah, meski sehat, apakah ketika diolah tetap aman untuk tubuh?

Buah yang diolah menjadi manisan biasanya ditambahkan gula, pengawet, serta pewarna agar lebih tahan lama. Maka dari itu, meskipun kadarnya cukup kecil sekalipun, tubuh kita tetap akan merasakan dampak buruknya. 

Maka dari itu, lebih baik memakan buah secara langsung atau diolah tanpa adan bahan tambahan lainnya, agar buah tersebut tetap sehat dan aman untuk dikonsumsi.

4. Minuman Manis

Minum air mineral tentu lebih baik, menyehatkan, dan tetap terasa menyegarkan. Seperti yang sudah disinggung ditas, kandungan gula berlebih dapat membahayakan tubuh kita. 

Meski ada banyak produk low sugar, minuman soda tersebut sudah pasti masih memiliki bahan pemanis lainnya dalam jumlah tinggi. Selain meningkatkan risiko diabetes, juga bisa membuat berat badan bertambah dan kerusakan gigi. 

Hal tersebut juga berlaku pada teh, kopi, dan lain sebagainya yang kerap ditambahkan gula agar terasa nikmat. Lebih baik perhatikan gula Anda daripada Anda menyesal nantinya. 

5. Minuman Beralkohol

Meskipun sering dianggap sebagai minuman berbahaya, sebenarnya jika dikonsumsi dalam jumlah yang tepat, kita dapat mengurangi risiko penyakit jantung bahkan hingga 40 persen. 

Sayangnya, banyak orang yang berlebihan mengonsumsinya sehingga menimbulkan efek samping yang tidak baik. Bahkan ada sbeua penelitian yang menemukan bahwa orang yang mengonsumsi alkohol lebih tinggi untuk terkena diabetes tipe 2. 

6. Madu

Madu memang sering digunakan sebagai pengganti dari gula pasir. Didalam 100 gram madu murni, rata-rata menghasilkan 330 kalori energi dan 81 gram karbohidrat. Kandungan itu masih lebih rendah dibandingkan 100gram gula pasir yang mengandung 400 kalori. 

Meskipun demikian, lebih baik Anda batasi konsumsi madu atau pengganti gula pasir lainnya juga. Jangan dianggap karena adanya kandungan glukosa lebih rendah, Anda dapat bebas mengonsumsi gula secara bebas. 

7. Makanan Kemasan

Seperti: keripik kentang, sereal sarapan, dan lain sebagainya. Kandungan karbohidrat dalam makanan kemasan tersebut sangat tinggi, meskipun sudah ditambahkan gandum di dalam nya. 

Sesekali memang boleh, namun pastikan Anda sudah mengatur pola makan. Meski demikian, menjaga makanan hanyalah salah satu dari sekian banyak cara yang perlu dilakukan. Selain itu, Anda juga perlu rutin berolahraga dan secara berkala memeriksakan kesehatan ke dokter.